Minggu, 11 April 2010

jantan dewasa Cendrawasih kuning kecil

http://frisellamariana.files.wordpress.com/2010/01/cendrawasih.jpg
Sekedar mau share aja,
manuk-manuk Cendrawasih
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
manuk Cendrawasih

Jantan dewasa Cendrawasih Kuning-kecil,
Paradisaea minor
Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

manuk-manuk cendrawasih merupakan anggota famili Paradisaeidae dari ordo Passeriformes. Mereka ditemukan di Indonesia timur, pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini, dan Australia timur. manuk anggota keluarga ini dikenal karena bulu manuk jantan pada banyak jenisnya, terutama bulu yang sangat memanjang dan rumit yang tumbuh dari paruh, sayap atau kepalanya. Ukuran manuk cendrawasih mulai dari Cendrawasih Raja pada 50 gram dan 15 cm hingga Cendrawasih Paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan Cendrawasih Manukod Jambul-bergulung pada 430 gram.
manuk cendrawasih yang paling terkenal adalah anggota genus Paradisaea, termasuk spesies tipenya, cendrawasih kuning besar, Paradisaea apoda. Jenis ini dideskripsikan dari spesimen yang dibawa ke Eropa dari ekpedisi dagang. Spesimen ini disiapkan oleh pedagang pribumi dengan membuang sayap dan kakinya agar dapat dijadikan hiasan. Hal ini tidak diketahui oleh para penjelajah dan menimbulkan kepercayaan bahwa manuk ini tidak pernah mendarat namun tetap berada di udara karena bulu-bulunya. Inilah asal mula nama bird of paradise ('manuk surga' oleh orang Inggris) dan nama jenis apoda - yang berarti 'tak berkaki'.
Banyak jenis mempunyai ritual kawin yang rumit, dengan sistem kawin jenis-jenis Paradisaea adalah manuk-manuk jantan berkumpul untuk bersaing memperlihatkan keelokannya pada manuk betina agar dapat kawin. Sementara jenis lain seperti jenis-jenis Cicinnurus dan Parotia memiliki tari perkawinan yang beraturan. manuk jantan pada jenis yang dimorfik seksual bersifat poligami. Banyak manuk hibrida yang dideskripsikan sebagai jenis baru, dan beberapa spesies diragukan kevalidannya.
Jumlah telurnya agak kurang pasti. Pada jenis besar, mungkin hampir selalu satu telur. Jenis kecil dapat menghasilkan sebanyak 2-3 telur (Mackay 1990).

Jenis-jenis dari Parasaeidae
Genus Lycocorax
• Cendrawasih Gagak, Lycocorax pyrrhopterus
Genus Manucodia
• Manukodia Mengkilap, Manucodia atra
• Manukodia Jobi, Manucodia jobiensis
• Manukodia Leher-berkerut, Manucodia chalybata
• Manukodia Jambul-bergulung, Manucodia comrii
• Manukodia Terompet, Manucodia keraudrenii
Genus Paradigalla
• Paradigala Ekor-panjang, Paradigalla carunculata
• Paradigala Ekor-pendek, Paradigalla brevicauda
Genus Astrapia
• Astrapia Arfak, Astrapia nigra
• Astrapia Elok, Astrapia splendidissima
• Astrapia Ekor-pita, Astrapia mayeri
• Astrapia Stephanie, Astrapia stephaniae
• Astrapia Huon, Astrapia rothschildi
Genus Parotia
• Parotia Arfak, Parotia sefilata
• Parotia Karola, Parotia carolae
• Parotia Berlepschi, Parotia berlepschi
• Parotia Lawes, Parotia lawesii
• Parotia Timur, Parotia helenae
• Parotia Wahnes, Parotia wahnesi
Genus Pteridophora
• Cendrawasih Panji, Pteridophora alberti
Genus Lophorina
• Cendrawasih Kerah, Lophorina superba
Genus Ptiloris
• Toowa Cemerlang Ptiloris magnificus
• Toowa Timur Ptiloris intercedens
• Toowa Surga Ptiloris paradiseus
• Toowa Viktoria Ptiloris victoriae
Genus Epimachus
• Paruh-sabit Kurikuri, Epimachus fastuosus
• Paruh-sabit Coklat, Epimachus meyeri
• Paruh-sabit Paruh-hitam, Epimachus albertisi
• Paruh-sabit Paruh-pucat, Epimachus bruijnii
Genus Cicinnurus
• Cendrawasih Belah-rotan, Cicinnurus magnificus
• Cendrawasih Botak, Cicinnurus respublica
• Cendrawasih Raja, Cicinnurus regius
Genus Semioptera
• Bidadari Halmahera Semioptera wallacii
Genus Seleucidis
• Cendrawasih Mati-kawat, Seleucidis melanoleuca
Genus Paradisaea
• Cendrawasih Kuning-kecil, Paradisaea minor
• Cendrawasih Kuning-besar, Paradisaea apoda
• Cendrawasih Raggiana, Paradisaea raggiana
• Cendrawasih Goldi, Paradisaea decora
• Cendrawasih Merah, Paradisaea rubra
• Cendrawasih Kaisar, Paradisaea guilielmi
• Cendrawasih Biru, Paradisaea rudolphi


"Melampitta" Besar
• Melampitta Besar, "Melampitta" gigantea - dikelompokkan disini untuk sementara
Sebelumnya dikelompokkan disini
• Cendrawasih Loria, Cnemophilus loriae - mungkin lebih berkerabat dengan Melanocharitidae (pematuk buah beri) (Cracraft & Feinstein 2000).
• Cendrawasih Jambul, Cnemophilus macgregorii - mungkin lebih berkerabat dengan Melanocharitidae (Cracraft & Feinstein 2000).
• Cendrawasih Dada-kuning, Loboparadisea sericea - mungkin lebih berkerabat dengan Melanocharitidae (Cracraft & Feinstein 2000).
• Penghisap-madu Elok (sebelumnya "Cendrawasih elok"), Macgregoria pulchra - baru-baru ini ditemukan sebagai manuk penghisap madu (Cracraft & Feinstein 2000).
• Melampitta Kecil, Melampitta lugubris - beberapa waktu ditempatkan disini sementara; mungkin termasuk Orthonychidae
Cendrawasih Gagak
Cenderawasih Gagak

Status konservasi

Risiko Rendah

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Lycocorax
Bonaparte, 1853

Spesies: L. pyrrhopterus


Lycocorax pyrrhopterus
(Bonaparte, 1850)

Cendrawasih Gagak, Lycocorax pyrrhopterus, adalah Cendarwasih mirip gagak berukuran sedang dengan panjang sekitar 34 cm. Bulunya gelap, lembut dan seperti sutera. Paruhnya hitam, warna mata merah karmin, dan memiliki suara panggilan yang mengingatkan pada gonggongan anjing. manuk jantan dan betinanya mirip. manuk betina sedikit lebih besar daripada manuk jantan.
Cendrawasih ini bersifat monogami dan endemik di hutan dataran rendah di kepulauan Maluku di Indonesia. Makanan utamanya terdiri dari buah-buahan dan artropod. Tiga subspesiesnya telah dikenali, dan ditandai dengan ada atau tidaknya bercak putih pada bulu sayap bawah.
Karena umum ditemukan pada rentang habitatnya, Cendrawasih Gagak dievaluasi beresiko rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.
Astrapia
Astrapia

Astrapia nigra

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Astrapia
Vieillot, 1816


Genus Astrapia (Vieillot, 1816) terdiri dari lima jenis manuk cendrawasih.
manuk dari genus ini endemik dari pulau Irian. manuk jantan berbulu warna-warni dan berekor sangat panjang
Jenis-jenis
• Astrapia Arfak, Astrapia nigra
• Astrapia Elok, Astrapia splendidissima
• Astrapia Ekor-pita, Astrapia mayeri
• Astrapia Stephanie, Astrapia stephaniae
• Astrapia Huon, Astrapia rothschildi
Cicinnurus
Cicinnurus

Cicinnurus magnificus

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Cicinnurus
Vieillot, 1816


Subgenus
• Cicinnurus
• Diphyllodes
Genus Cicinnurus (Vieillot, 1816) terdiri dari tiga jenis manuk cendrawasih yang berekor melingkar.
Ketiga jenisnya bersifat dimorfik seksual dan warna kakinya biru terang.
Jenis-jenis
• Cendrawasih Belah-rotan, Cicinnurus magnificus
• Cendrawasih Botak, Cicinnurus respublica
• Cendrawasih Raja, Cicinnurus regius
Dua jenis terakhir sebelumnya ditempatkan pada genus Diphyllodes (Lesson, 1834).
Cendrawasih Raja
Cendrawasih Raja

Status konservasi

Risiko Rendah

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Cicinnurus

Spesies: C. regius

Nama binomial

Cicinnurus regius
(Linnaeus, 1758)

Cendrawasih Raja, Cicinnurus regius, adalah manuk pengicau anggota famili Paradisaeidae (manuk cendrawasih) yang panjang tubuhnya sekitar 16cm. manuk jantan berwarna merah tua terang dan putih dengan kaki berwarna biru terang dam memiliki bulu-bulu mirip kipas yang warna ujungnya hijau di pundaknya. Dua ekornya yang memanjang ujungnya berhiaskan uliran bulu hijau zamrud. manuk betina berwarna coklat dan bawahnya bergaris-garis.
Cendrawasih Raja tersebar di seluruh hutan dataran rendah di pulau Papua dan pulau-pulau terdekat. Dalam bahasa Inggris, manuk ini disebut dengan "living gem" ("permata hidup") yang merupakan manuk cendrawasih paling kecil dan berwarna-warni. Makanan utamanya terdiri dari buah-buahan dan artropod.
manuk jantan akan membawakan tarian yang indah dengan mengayun-ayunkan ekornya, mengepak-ngepakkan bulu perut putihnya yang membuatnya mirip bola kapas dan bandul akrobatik.
Karena tersebar luas dan umum ditemukan di habitatnya, Cendrawasih Raja dievaluasi beresiko rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.
Cendrawasih Botak
Cendrawasih Botak

Status konservasi

Hampir Terancam

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Cicinnurus

Spesies: C. respublica

Nama binomial

Cicinnurus respublica
Bonaparte, 1850

Cendrawasih Botak atau dalam nama ilmiahnya Cicinnurus respublica adalah sejenis manuk pengicau berukuran kecil, dengan panjang sekitar 21cm long, dari marga Cicinnurus. manuk jantan dewasa memiliki bulu berwarna merah dan hitam dengan tengkuk berwarna kuning, mulut hijau terang, kaki berwarna biru dan dua bulu ekor ungu melingkar. Kulit kepalanya berwarna biru muda terang dengan pola salib ganda hitam. manuk betina berwarna coklat dengan kulit kepala biru muda.
Endemik Indonesia, Cendrawasih Botak hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Papua Barat. Pakan manuk Cendrawasih Botak terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga kecil.
Penamaan ilmiah spesies ini diberikan oleh keponakan Kaisar Napoleon Bonaparte yang bernama Charles Lucien Bonaparte dan sempat menimbulkan kontroversi. Bonaparte, seorang pengikut aliran republik, mendeskripsikan manuk Cendrawasih Botak dari spesimen yang di beli oleh seorang ahli biologi Inggris bernama Edward Wilson beberapa bulan sebelum John Cassin, yang akan menamakan manuk ini untuk menghormati Edward Wilson. Tigabelas tahun kemudian, ahli hewan Jerman yang bernama Heinrich Agathon Bernstein menemukan habitat Cendrawasih Botak di pulau Waigeo.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah dimana manuk ini ditemukan sangat terbatas, Cendrawasih Botak dievaluasikan sebagai beresiko hampir terancam di dalam IUCN Red List. manuk ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.


Parotia
Parotia

Parotia Arfak, Parotia sefilata

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Parotia
Vieillot, 1816


Species

• Parotia berlepschi
• Parotia carolae
• Parotia helenae
• Parotia lawesii
• Parotia sefilata
• Parotia wahnesi

Parotia adalah salah satu genus manuk cenderawasih (famili Paradisaeidae). manuk-manuk ini endemik dari pulau Irian.
manuk jantan bercirikan adanya enam bulu kawat yang ujungnya oval kecil dikepalanya, kerah leher berwarna hitam dan dapat mengembang, serta kepala dan tenggorokannya berwarna cerah atau pelangi mengkilat. Sewaktu perjodohan, mereka membawa tari mirip hula pada satu tempat di dasar hutan yang telah mereka bersihkan dengan teliti dari dedaunan mati dan sampah lain.
manuk jantan bersifat poligami dan tidak ikut serta merawat anak-anaknya. Jumlah telurnya mungkin satu, kadang-kadang dua, bahkan mungkin tiga (Mackay 1990).
Jenis-jenis
• Parotia Arfak, Parotia sefilata
• Parotia Karola, Parotia carolae
• Parotia Berlepsch, Parotia berlepschi
• Parotia Lawes, Parotia lawesii
• Parotia Timur, Parotia helenae
• Parotia Wahnes, Parotia wahnesi
Cendrawasih Parotia
Cendrawasih Parotia

Status konservasi


Data Kurang (IUCN 3.1)

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Parotia

Spesies: P. berlepschi

Nama binomial

Parotia berlepschi
Kleinschmidt, 1897

• Parotia berlepschi (bahasa Indonesia: Cenderawasih Parotia) adalah sebuah manuk cenderawasih dari familia Paradisaeidae. manuk ini pertama kali ditemukan pada abad ke-19. manuk ini dinamakan setelah Hans von Berlepsch, seorang ornithologis asal Jerman.
• Dalam sebuah ekspedisi pada Desember 2005, para peneliti menemukan kembali spesies ini di Pegunungan Foja, Papua, Indonesia. Mengingat keterbatasan informasi habitat dan penyebarannya, spesies ini mungkin akan diusulkan sebagai spesies tersendiri.
Bidadari Halmahera
Bidadari Halmahera

Status konservasi

Risiko Rendah

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Semioptera
Gray, 1859

Spesies: S. wallacii

Nama binomial

Semioptera wallacii
Gould, 1859

• manuk Bidadari Halmahera, Semioptera wallacii adalah jenis cendrawasih berukuran sedang, sekitar 28cm, berwarna cokelat-zaitun. Cendrawasih ini merupakan satu-satunya anggota genus Semioptera. manuk jantan bermahkota warna ungu dan ungu-pucat mengkilat dan warna pelindung dadanya hijau zamrud. Cirinya yang paling mencolok adalah dua pasang bulu putih yang panjang yang keluar menekuk dari sayapnya dan bulu itu dapat ditegakkan atau diturunkan sesuai keinginan manuk ini. manuk betinanya yang kurang menarik berwarna cokelat zaitun dan berukuran lebih kecil serta punya ekor lebih panjang dibandingkan manuk jantan.
• George Robert Gray dari Museum Inggris menamai jenis ini untuk menghormati Alfred Russel Wallace, seorang naturalis Inggris dan pengarang buku The Malay Archipelago, orang Eropa pertama yang menemukan manuk ini pada tahun 1858.
• manuk Bidadari Halmahera adalah manuk endemik kepulauan Maluku dan merupakan jenis manuk cenderawasih sejati yang tersebar paling barat. Makanannya terdiri dari serangga, artropoda, dan buah-buahan.
• manuk jantan bersifat poligami. Mereka berkumpul dan menampilkan tarian udara yang indah, meluncur dengan sayapnya dan mengembangkan bulu pelindung dadanya yang berwarna hijau mencolok sementara bulu putih panjangnya di punggungnya dikibar-kibarkan.
• Karena umum ditemukan di rentang habitatnya yang terbatas, manuk Bidadari Halmahera dievaluasi beresiko rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.
Cendrawasih Mati-kawat
Cendrawasih Mati-kawat

Status konservasi

Risiko Rendah

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Seleucidis
Lesson, 1835

Spesies: S. melanoleucus

Nama binomial

Seleucidis melanoleucus
Daudin, 1800

• Cendrawasih Mati-kawat atau dalam nama ilmiahnya Seleucidis melanoleucus adalah sejenis manuk pengicau berukuran sedang, dengan panjang sekitar 33cm, dari genus tunggal Seleucidis. manuk jantan dewasa mempunyai bulu berwarna hitam mengilap, pada bagian sisi perutnya dihiasi bulu-bulu berwarna kuning dan duabelas kawat berwarna hitam. manuk ini berparuh panjang lancip berwarna hitam dengan iris mata berwarna merah. manuk betina berwarna coklat, berukuran lebih kecil dari manuk jantan dan tanpa dihiasi bulu-bulu berwarna kuning ataupun keduabelas kawat di sisi perutnya.
• Cendrawasih Mati-kawat ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Irian. Seperti kebanyakan spesies manuk lainnya di suku Paradisaeidae, Cendrawasih Mati-kawat adalah poligami spesies. manuk jantan memikat pasangan dengan menggunakan keduabelas kawat pada ritual tariannya. Setelah kopulasi, manuk jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. manuk betina menetaskan dan mengasuh anak manuk sendiri. Pakan manuk Cendrawasih Mati-kawat terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.
• Spesies ini mempunyai daerah sebaran yang luas dan sering ditemukan di habitatnya. Cendrawasih Mati-kawat dievaluasikan sebagai Beresiko Rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.





Cendrawasih Panji
Cendrawasih Panji

Status konservasi

Risiko Rendah

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Pteridophora
Meyer, 1894

Spesies: P. alberti

Nama binomial

Pteridophora alberti
Meyer, 1894

• Cendrawasih Panji atau dalam nama ilmiahnya Pteridophora alberti adalah sejenis manuk pengicau berukuran kecil, dengan panjang sekitar 22cm, dari genus tunggal Pteridophora. manuk jantan dewasa mempunyai bulu berwarna hitam dan kuning tua, dikepalanya terdapat dua helai bulu kawat bersisik biru-langit mengilap, yang panjangnya mencapai 40cm dan dapat ditegakkan pada waktu memikat betina. Bulu mantel dan punggung tumbuh memanjang berbentuk tudung berwarna hitam. Iris mata berwarna coklat tua, kaki berwarna abu-abu kecoklatan dan paruh berwarna hitam dengan bagian dalam mulut berwarna hijau laut. manuk betina berwarna abu-abu kecoklatan dengan garis-garis dan bintik gelap. Betina berukuran lebih kecil dari manuk jantan dan tanpa dihiasi mantel atau bulu kawat hiasan.
• Daerah sebaran Cendrawasih Panji adalah di hutan pegunungan pulau Irian. Pakan manuk Cendrawasih Panji terdiri dari buah-buahan, beri dan aneka serangga.

• Seperti kebanyakan spesies manuk lainnya di suku Paradisaeidae, Cendrawasih Panji adalah poligami spesies. manuk jantan memikat pasangan dengan menggunakan bulu mantel dan ke dua kawat di kepalanya pada ritual tarian. Setelah kopulasi, manuk jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. manuk betina menetaskan dan mengasuh anak manuk sendiri.
• Nama ilmiah manuk Cendrawasih Panji memperingati seorang raja berkebangsaan Jerman, Albert I dari Sachsen.
• Spesies ini mempunyai daerah sebaran yang luas dan masih sering ditemukan di habitatnya. Cendrawasih Panji dievaluasikan sebagai beresiko rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.
Cendrawasih Kerah
Cendrawasih Kerah

Status konservasi

Risiko Rendah

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Lophorina
Vieillot, 1816

Spesies: L. superba

Nama binomial

Lophorina superba
(Pennant, 1781)

• Cendrawasih Kerah, Lophorina superba, merupakan manuk cendrawasih pengicau anggota famili Paradisaeidae. Ia adalah anggota satu-satunya dari genus Lophorina. manuk jantan berwarna hitam dengan mahkota berwana hijau pelangi, mempunyai bulu penutup dadanya biru-hijau dan berbulu pundak yang bisa menegak berwarna hitam beludru. manuk betinanya berwarna cokelat-kemerahan dan bawahnya bulu bergaris-garis warna cokelat. manuk muda berwarna mirip manuk betina.
• manuk Cendrawasih Kerah tersebar di seluruh hutan hujan di pulau Papua.
• manuk jantan bersifat poligami dan menampilkan salah satu tarian kawin yang memukau dalam dunia manuk. Pada awal penampialnnya dia akan menyanyikan nada keras dan cepat, lalu dia mulai melompat-lompat di depan betinanya. Tiba-tiba bulu pundaknya dan bulu penutup dada yang tadinya terlipat, menegak keluar dan mengembang di kepalanya dan membuatnya menjadi penari berbentuk elips.
• Meskipun banyak diburu untuk diambil bulunya, manuk Cendrawasih Kerah merupakan salah satu manuk yang umum dan tersebar luas di hutan-hutan Papua. manuk Cendrawasih Kerah dievaluasi beresiko rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.




Paradisaea
Paradisaea

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Paradisaea
Linnaeus, 1758


Paradisaea adalah salah satu marga di dalam suku manuk dewata, Paradisaeidae.
Marga Paradisaea terdiri dari tujuh spesies manuk cendrawasih. Ketujuh spesies manuk ini berukuran besar. manuk jantan dewasa sangat indah dan mempunyai bulu-bulu hiasan pada sisi perutnya, yang digunakan dalam ritual tarian untuk memikat pasangannya.
Spesies
• Paradisaea minor, Cendrawasih Kuning-kecil
• Paradisaea apoda, Cendrawasih Kuning-besar
• Paradisaea raggiana, Cendrawasih Raggiana
• Paradisaea decora
• Paradisaea rubra, Cendrawasih Merah
• Paradisaea guilielmi
• Paradisaea rudolphi


Galeri

Paradisaea raggiana

Paradisaea minor

Paradisaea rubra

Cendrawasih Kuning-kecil
Cendrawasih Kuning-kecil

Status konservasi

Risiko Rendah

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Paradisaea

Spesies: P. minor

Nama binomial

Paradisaea minor
Shaw, 1809

Cendrawasih Kuning-kecil atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea minor adalah sejenis manuk pengicau berukuran sedang, dengan panjang sekitar 32cm, dari genus Paradisaea. manuk ini berwarna kuning dan coklat, berparuh abu-abu kebiruan dan mempunyai iris mata berwarna kuning. manuk jantan dewasa memiliki bulu di sekitar leher berwarna hijau zamrud mengkilap, pada bagian sisi perut terdapat bulu-bulu hiasan yang panjang berwarna dasar kuning dan putih pada bagian luarnya. Di ekornya terdapat dua buah tali ekor berwarna hitam. manuk betina berukuran lebih kecil dari manuk jantan, memiliki kepala berwarna coklat tua, dada berwarna putih dan tanpa dihiasi bulu-bulu hiasan.

Populasi Cendrawasih Kuning-kecil tersebar di hutan Irian Jaya dan Papua Nugini. manuk ini juga ditemukan di pulau Misool, provinsi Irian Jaya Barat dan di pulau Yapen, provinsi Papua.
Cendrawasih Kuning-kecil adalah poligami spesies. manuk jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, manuk jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. manuk betina menetaskan dan mengasuh anak manuk sendiri. Pakan manuk Cendrawasih Kuning-kecil terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.
Spesies ini mempunyai daerah sebaran yang luas dan sering ditemukan di habitatnya. Cendrawasih Kuning-kecil dievaluasikan sebagai Beresiko Rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.


Cendrawasih Kuning-besar
Cendrawasih Kuning-besar

Paradisaea apoda, jantan - Field Museum

Status konservasi

Risiko Rendah

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Paradisaea

Spesies: P. apoda

Nama binomial

Paradisaea apoda
Linnaeus, 1758

Cendrawasih Kuning-besar, Paradisaea apoda, merupakan manuk cendrawasih berukuran besar, sepanjang sekitar 43 cm, berwarna coklat marun dan bermahkota kuning. Tenggorokannya berwarna hijau zamrud dan bantalan dadanya cokelat kehitaman. manuk jantan dihiasi bulu-bulu panggul yang besar warna kuning dan punya sepasang ekor kawat yang panjang. manuk betina berbulu cokelat marun tak bergaris.
manuk Cendrawasih Kuning-besar ini manuk terbesar dari genus Paradisaea. Ia tersebar di hutan dataran rendah dan bukit di barat daya pulau Irian dan pulau Aru, Indonesia. Makanannya terdiri dari buah-buahan, biji serta serangga kecil. Sejumlah kecil manuk ini diintroduksi oleh William Ingram tahun 1909-1912 di pulau Tobago Kecil di Karibia untuk menyelamatkan manuk ini dari kepunahan akibat perburuan untuk perdagangan bulu. Populasi introduksi itu bertahan sampai sekitar tahun 1958 dan mungkin sekarang telah punah.
Carolus Linnaeus memberinya nama jenis Paradisaea apoda, yang berarti "cendrawasih tak berkaki", karena pada awal perdagangannya ke Eropa, manuk ini disiapkan tanpa kaki oleh orang pribumi; hal ini menyebabkan salah paham bahwa manuk ini adalah pengunjung dari surga yang melayang-layang di udara dan tak pernah menyentuh tanah sampai mati.
Karena umum ditemukan di rentang habitatnya, manuk Cendrawasih Kuning-besar dievaluasi berisiko rendah di IUCN Red List tentang jenis terancam. manuk ini juga terdaftar pada CITES Appendix II.
Cendrawasih Raggiana
Cendrawasih Raggiana

Status konservasi

Risiko Rendah

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Paradisaea

Spesies: P. raggiana

Nama binomial

Paradisaea raggiana
Sclater, 1873

Cendrawasih Raggiana atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea raggiana adalah sejenis manuk pengicau berukuran sedang, dengan panjang sekitar 34cm, dari genus Paradisaea. manuk ini berwarna kuning dan coklat, berparuh abu-abu kebiruan, mulut merah muda, iris mata berwarna kuning dan kaki berwarna abu-abu coklat keunguan.
manuk jantan dewasa memiliki bulu-bulu hiasan beraneka warna merah, jingga dan warna campuran antara merah-jingga pada bagian sisi perutnya, tenggorokan berwarna hijau zamrud gelap, bulu bagian dada berwarna coklat tua dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berwarna hitam. manuk betina berukuran lebih kecil dari manuk jantan, dengan muka berwarna coklat dan tidak punya bulu-bulu hiasan.
Daerah sebaran Cendrawasih Raggiana terdapat di hutan hujan tropis, hutan dataran rendah, perbukitan dan pegunungan pulau Irian bagian selatan, dari permukaan laut sampai ketinggian 1.500 meter.

Cendrawasih Raggiana adalah poligami spesies. manuk jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, manuk jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. manuk betina biasanya menetaskan dua butir telur berwarna merah muda dan mengasuh anak manuk sendiri. Pakan manuk Cendrawasih Raggiana terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.
Nama spesies ini memperingati seorang bangsawan dari Genoa, Italia bernama Francis Raggi. Cendrawasih Raggiana adalah fauna nasional negara Papua Nugini.
Spesies ini mempunyai daerah sebaran yang luas dan masih sering ditemukan di habitatnya, Cendrawasih Raggiana dievaluasikan sebagai beresiko rendah di dalam IUCN Red List. manuk ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.


Cendrawasih Goldi
Cendrawasih Goldi

Status konservasi

Hampir Terancam

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Paradisaea

Spesies: P. decora

Nama binomial

Paradisaea decora
Salvin & Godman, 1883

Cendrawasih Goldi, Paradisaea decora, merupakan manuk cendrawasih beukuran besar dengan panjang 33 cm dan berwarna cokelat zaitun. manuk jantan punya dada berbulu warna kuning dan hijau tua dengan dada abu-abu keunguan, iris berwarna kuning dan paruh, mulut serta kakinya berwarna abu-abu. Badannya dihiasi bulu hias pinggang berwarna merah tua dan dua bulu panjang mirip kawat. manuk jantannya berbeda dari jenis Paradisaea yang lain karena bulu dadanya yang berwarna abu-abu keunguan. manuk betina tidak berbulu hias dan berbulu warna cokelat zaitun dan bawahnya cokelat jingga.
manuk Cendrawasih Goldi yang endemik di Papua Nugini ini, tersebar di pulau Fergusson dan Normanby dari kepulauan D'Entrecasteaux, kepulauan Papua sebelah timur. Makanan utama manuk ini adalah buah-buahan.
Namanya berdasarkan nama seorang kolektor dari Skotlandia, Andrew Goldie, orang Eropa pertama yang menemukannya pada tahun 1882.
Karena hilangnya habitat, penyebaran yang terbatas dan diburu berlebihan di beberapa daerah, cendrawasih goldi dievaluasi Hampir Terancam pada IUCN Red List tentang jenis terancam. Ia juga terdaftar dalam CITES appendix II.
Cendrawasih Merah
Cendrawasih Merah

Status konservasi

Hampir Terancam

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Paradisaea

Spesies: P. rubra

Nama binomial

Paradisaea rubra
Daudin, 1800

Cendrawasih Merah atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea rubra adalah sejenis manuk pengicau berukuran sedang, dengan panjang sekitar 33cm, dari marga Paradisaea. manuk ini berwarna kuning dan coklat, dan berparuh kuning. manuk jantan dewasa berukuran sekitar 72cm yang termasuk bulu-bulu hiasan berwarna merah darah dengan ujung berwarna putih pada bagian sisi perutnya, bulu muka berwarna hijau zamrud gelap dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berbentuk pilin ganda berwarna hitam. manuk betina berukuran lebih kecil dari manuk jantan, dengan muka berwarna coklat tua dan tidak punya bulu-bulu hiasan.
Endemik Indonesia, Cendrawasih Merah hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Irian Jaya Barat.

Cendrawasih Merah adalah poligami spesies. manuk jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, manuk jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. manuk betina menetaskan dan mengasuh anak manuk sendiri. Pakan manuk Cendrawasih Merah terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah dimana manuk ini ditemukan sangat terbatas, Cendrawasih Merah dievaluasikan sebagai beresiko hampir terancam di dalam IUCN Red List. manuk ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.



Cendrawasih Kaisar
Cendrawasih Kaisar

Status konservasi

Hampir Terancam

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Paradisaea

Spesies: P. guilielmi

Nama binomial

Paradisaea guilielmi
Cabanis, 1888

Cendrawasih Kaisar atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea guilielmi adalah sejenis manuk cendrawasih berukuran sedang, dengan panjang sekitar 33cm, dari genus Paradisaea. manuk ini berwarna kuning dan coklat, berparuh abu-abu kebiruan, kaki coklat keunguan dan iris mata berwarna coklat kemerahan.
manuk jantan dewasa memiliki muka, atas kepala bagian depan dan tenggorokan berwarna hijau mengilap. Kepala bagian belakang, punggung dan sayap berwarna kuning, dan tubuh bagian bawahnya berwarna coklat. Pada bagian sisi dadanya terdapat bulu-bulu hiasan berwarna putih dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berwarna hitam. Betina berukuran lebih kecil, tanpa dihiasi bulu hiasan, memiliki kepala berwarna coklat tua, punggung kuning kecoklatan dan tubuh bagian bawah berwarna coklat. manuk muda memiliki bulu seperti manuk betina.
Daerah sebaran Cendrawasih Kaisar terdapat di hutan-hutan pegunungan bagian bawah dan perbukitan Jasirah Huon di Papua Nugini, umumnya dari ketinggian 670 meter sampai ketinggian 1.350 meter di atas permukaan laut.
Cendrawasih Kaisar adalah poligami spesies. manuk jantan memikat pasangan dengan ritual tarian di dalam kelompok lek. Jantan menggantungkan badannya ke bawah, membuka memamerkan bulu hiasannya. Pakan manuk Cendrawasih Kaisar terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.
Cendrawasih Kaisar ditemukan oleh Carl Hunstein dalam salah satu ekspedisinya di pulau Irian pada bulan Januari 1884. Nama ilmiah spesies ini memperingati seorang kaisar Jerman, Frederick William Albert Victor.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah dimana manuk ini ditemukan sangat terbatas, Cendrawasih Kaisar dievaluasikan sebagai beresiko hampir terancam di dalam IUCN Red List. manuk ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.
Cendrawasih Biru
Cendrawasih Biru

Status konservasi

Rentan

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Passeriformes

Famili: Paradisaeidae

Genus: Paradisaea

Spesies: P. rudolphi

Nama binomial

Paradisaea rudolphi
(Finsch, 1885)

Cendrawasih Biru atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea rudolphi adalah sejenis manuk cendrawasih berukuran sedang, dengan panjang sekitar 30cm, dari genus Paradisaea. manuk ini berwarna hitam dan biru, berparuh putih kebiruan, kaki abu-abu, iris mata berwarna coklat tua, di sekitar mata terdapat dua buah setengah lingkaran putih dan sayap berwarna biru terang.
manuk jantan dewasa memiliki bulu-bulu jumbai hiasan pada sisi dada yang berwarna biru keunguan jika dilihat dari bawah dan berwarna coklat kemerahan jika dilihat dari atas. Pada bagian dadanya terdapat lingkaran oval hitam dengan tepi berwarna merah. Diekornya terdapat dua buah tali panjang berwarna hitam dengan ujung membulat berwarna biru. Betina berukuran lebih kecil, tanpa dihiasi bulu hiasan dan tubuh bagian bawah berwarna coklat kemerahan.
Daerah sebaran Cendrawasih Biru terdapat di hutan-hutan pegunungan Papua Nugini bagian timur dan tenggara, umumnya dari ketinggian 1.400 meter sampai ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut.
Cendrawasih Biru adalah poligami spesies. manuk jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Tidak seperti manuk cendrawasih Paradisaea lainnya, Cendrawasih Biru jantan melakukan tariannya tidak dalam kelompok. Jantan menggantungkan badannya ke bawah, membuka memamerkan bulu hiasannya seperti kipas biru sambil berkicau dengan suara menyerupai dengungan rendah. Didekatnya terdapat seekor betina. Setelah kopulasi, manuk jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Pakan manuk Cendrawasih Biru terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.
Cendrawasih Biru ditemukan oleh Carl Hunstein dalam salah satu ekspedisinya di pulau Irian pada tahun 1884. Nama ilmiah spesies langka ini memperingati seorang putra mahkota dari Austria bernama Rudolf von Österreich-Ungarn.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah dimana manuk ini ditemukan sangat terbatas, Cendrawasih Biru dievaluasikan sebagai rentan di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix II dan dilindungi oleh hukum di Papua Nugini.

semoga bermanfaat..............http://www.indonesiatraveling.com/National%20Parks%20Indonesia/birds_indonesia/birds_indo/m,%20n/pics/Manucodia-jobiensis-01-200.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar